Bulaksumur adalah salah satu kompleks perumahan untuk dosen UGM. Eyang kakungku, dulu, adalah guru besar Fakultas Kedokteran UGM. Sekitar tahun 50-an Eyangku mulai menempati rumah ini sebagai rumah dinas. Rumah yang cukup besar, dengan kusen jati dan dinding yang kokoh. Kamar paling depan dulu digunakan untuk ruang praktek Eyangku sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin, sampai Eyangku wafat tahun 1974.
Setelah Eyang Kakungku wafat, rumah ini masih ditempati Eyang Putriku, bersama dengan putra putrinya yang bergantian tinggal di rumah itu sambil menyelesaikan pendidikan dokter spesialis, termasuk Papaku. Supaya suasana rumah tetap ramai, Eyangku menyewakan kamar-kamar di paviliun belakang untuk indekost mahasiswa. Masa balita sampai kelas 1 SD aku lewatkan di rumah ini. Pertengahan tahun 1988, aku dan orang tuaku hijrah ke Bali. Masih jelas dalam ingatanku, Eyang Putri melepas kami pergi dengan deraian air mata di garasi rumah, saat mobil kami sudah siap berangkat.
Kembali dari perantauan empat tahun kemudian, Eyang masih tinggal di rumah ini bersama tanteku sekeluarga. Tiap hari Minggu kami sowan. Suasana bertambah ramai saat liburan tiba. Kami semua berkumpul, bercanda bersuka ria. Zaman dulu belum ada gadget, jadi aku dan sepupu-sepupuku punya permainan yang jadi favorit kami tiap berkumpul, mulai dari main kartu (41, Tepuk Nyamuk, Minuman), dan juga basabas.
Waktu berjalan, cucu-cucu Eyang mulai kuliah dan beberapa dari kami tinggal di rumah itu sebagai "anak kost". Aku sendiri masuk ke rumah itu lagi mulai tahun 1999, dan masih ada adik sepupuku yang menyusul. Suasana rumah waktu itu begitu 'hidup' dengan aura semangat dan kegiatan kami sehari-hari. Eyang juga masih sehat dan kuat beraktifitas, mulai dari memasak hingga pengajian dan arisan.
Baca juga : My Grandma, The Great Woman
Lulus kuliah tahun 2004, aku mulai meninggalkan rumah itu walaupun belum sepenuhnya, karena aku masih punya kamar beserta barang-barang yang masih kutinggal. Sowan Eyang tiap hari Minggu masih menjadi rutinitas kami. Di kurun waktu itu juga, Eyangku berhenti menerima mahasiswa untuk indekost.
Setelah sepupuku lulus kuliah dan kembali ke rumah orangtuanya, otomatis rumah Eyang jadi sepi. Kami sebenarnya membujuk Eyang untuk menerima indekost lagi, tapi sepertinya Eyang merasa tidak sanggup lagi mengelola.
Waktu berjalan, rumah itu aku rasakan semakin redup auranya sejak tidak ada lagi cucu-cucu yang tinggal menemani Eyang. Eyang tinggal bersama pramurukti dan asisten rumah tangga.
Tahun demi tahun, kesehatan Eyang juga semakin menurun. Beberapa kali Eyang harus dirawat di rumah sakit, sampai akhirnya Eyang lebih banyak berbaring di tempat tidur. Hari Minggu adalah hari yang selalu dinantikan karena kami yang tinggal dekat dengan Eyang akan datang berkunjung dan kadang saudara-saudaraku dari luar kota juga datang. Tiap Lebaran rumah itu masih tetap jadi tempat berkumpul keluarga besar kami.
Memasuki bulan Juli 2016, kesehatan Eyang semakin menurun. Tanggal 20 Juli 2016 diputuskan Eyang harus masuk rumah sakit. Kami sekeluarga besar sudah berkumpul untuk berdoa dan berikhtiar yang terbaik untuk Eyang. Hingga akhirnya tanggal 27 Juli 2016, tepat di hari ulang tahun pernikahannya, Eyang meninggalkan kami semua dalam usia 94 tahun.
Karena Eyang Putri sudah meninggal, maka rumah yang selama ini ditempati harus dikembalikan ke UGM. Kami membutuhkan waktu sekitar 5 bulan untuk proses pengosongan rumah itu. Sedih rasanya... Karena begitu banyak kenangan keluarga besar kami selama lebih kurang 60 tahun menempati rumah itu. Tiga generasi mulai dari masa kecil hingga menjadi sarjana dan menikah. Tempat berkumpul bersama saat Lebaran dan liburan. Rumah yang selalu ramai oleh gelak tawa kami.
Rumah telah benar-benar kosong, dan akhirnya hari Selasa tanggal 27 Desember 2016, rumah ini resmi kami kembalikan ke pihak UGM. Terima kasih kepada UGM yang telah memberi fasilitas kepada Eyang hingga tutup usia. Kunci rumah sudah berpindah tangan. Selamat tinggal rumah sejuta kenangan... Kami semua pernah mengukir kisah indah dan suka duka di rumah itu....
DISERAHKAN 27 DES 2016 |
GOOD TIMES COME AND GO...
BUT THE MEMORIES WILL LAST FOREVER ❤