Jangan menyimpan rasa pada dia yang hanya hadir untuk mengisi masa lalumu, bukan masa depanmu.
MANTAN...
Siapa sih dia? Kenapa sekarang sering banget disebut-sebut? Coba aja baca caption-caption dan postingan di media sosial, pasti ada ngomongin mantan. Ketika kata "mantan" terpampang nyata, ada hati yang terluka bak tersayat pisau dapur, ada juga hati yang berdebar-debar bak ketauan buka contekan waktu ujian.
Yang hatinya terluka saat teringat mantan, pastilah mengalami kenangan buruk saat bersama pasangannya dulu. Yang hatinya masih berdebar-debar, hmm... mungkin cinta lamanya belum kelar... Kalau masing-masing bertemu lagi dan sama-sama masih jomblo, bolehlah itu dikelarin. Daripada gak kelar, gak enak banget rasanya yekaan... Kaya kamu lagi nongkrong trus digedor-gedor dari luar.
Kalo salah satu atau keduanya udah menikah, maka move on dari mantan masing-masing adalah suatu kewajiban. Pasangan halalmu adalah yang di depan mata, di mana kalian akan menua bersama... #eaa
Jangan sampai kalian masih menyimpan rasa pada dia yang hanya hadir untuk mengisi masa lalumu, bukan masa depanmu.
Saya pernah berbagi rasa dengan seseorang, beliau menceritakan proses pernikahan dengan istrinya. Sebenarnya wanita yang beliau inginkan untuk jadi istrinya adalah orang lain. Beliau sempat berada dalam masa-masa galau dan bimbang... "Kenapa jodohku bukan dia?"
Akhirnya beliau mendapat jawabannya setelah beberapa tahun pernikahan, ada peristiwa yang membuat beliau akhirnya mengerti dan sangat bersyukur dengan jodoh yang diberikan Allah.
Baca juga : Ruang Sendiri
Yang masih dalam proses pencarian jodoh, di hati mungkin tersimpan asa dan rasa ingin berjodoh dengan seseorang. Tapi yang kauharapkan itu bisa jadi bukan jodohmu. Maka mintalah pada Dia Sang Pemilik Hidup. Untuk muslim, kalian bisa shalat hajat dan istikharah. Minta ditunjukkan, minta dipertemukan, minta dilancarkan dengan jodoh yang barokah menurut Allah.
Dan saat telah dipertemukan dengan jodohmu, terimalah dia sebagai yang terbaik pilihan Allah. Karena yang benar-benar mengerti hanyalah Allah, yang mengatur hidup dan takdirmu adalah Allah, maka percayalah bahwa pilihanNya adalah yang terbaik untukmu. Dengan begitu, maka proses move on dari mantan atau dari kasih-tak-sampai akan semudah menekan token saat ada harbolnas.
Tidak perlu membuang mantan di tempat sampah, karena mungkin masih ada yang membutuhkan... #eeh
Biarkan mantan tetap menjadi bagian dari masa lalu, dan cukup itu saja. Hempaskan rasa-rasa yang masih ada apalagi rasa ingin memiliki. Jadikan pasangan halalmu satu-satunya yang ada di hati.
Media sosial sekarang ini udah jadi bagian hidup kaum milennial. Tiada hari terlewati tanpa update status, foto, atau apa aja di medsos. Nggak cuma kaum milennial jaman now, tapi juga kaum milennial jaman old, katakanlah yang sekarang ini udah berusia di atas 30 tahun.
Nggak bisa dipungkiri jika medsos akhirnya jadi ajang pertunjukan eksistensi diri. Buat saya itu bukan masalah, karena bisa jadi ada hal positif yang bisa diambil manfaatnya. Setidaknya masih lebih baik daripada membaca keluhan atau umpatan.
Di satu sisi medsos jadi tempat untuk eksis, di sisi lain jadi tempat untuk nyinyir. Kerasa nggak, sejak medsos hadir dan semakin banyak penggunanya, semakin banyak juga orang yang jadi nyinyir berkomentar dan 'memaksa' orang lain untuk berbuat sesuai standarnya.
Yang paling sering kena nyinyiran netizen tentu saja para public figure. Segala tingkah laku dan sisi hidupnya bisa jadi bahan nyinyiran. Iya memang, public figure juga banyak yang melakukan hal-hal sensasional untuk memancing perhatian orang. Tapi yang biasa-biasa aja pun nggak luput kena nyinyiran netizen.
Saya pernah baca berita, seorang artis dihujat netizen gegara dia upload foto yang menampilkan suasana di pagi hari saat anak-anaknya sarapan. Yang bikin dia dihujat karena anak-anaknya makan cuma pake telor.
Kasih makan anaknya yang bergizi dong...
Iih jadi orangtua nggak becus ya...
Kasihan anaknya cuma makan pake telor
Dan komentar-komentar sejenis mulai dari yang nyinyirnya level 1 sampe level 30. Saya gak abis pikir aja, kenapa sih netizen ini rajin dan perhatian banget sampe anaknya orang lain aja dikomentarin makannya pake apa. Mereka menghujat si artis yang dianggap gak pinter ngurus anak, gak bisa masakin yang bergizi. Padahal mereka juga mungkin nggak tau pasti seperti apa sebenarnya kehidupan si artis sehari-harinya. Mungkin aja di hari itu, di saat itu pas lagi gak ada lauk, atau pas lagi rempong banget, sehingga biar praktis anak-anaknya digorengin telor aja buat sarapan. Buk ibuuuk... kita pastinya pernah juga kan berada dalam situasi yang rempong banget, situasi darurat, sehingga nggak bisa kasih makan anak dengan ideal, yang dalam 1 piring itu mengandung gizi lengkap maksimal...? Kalaulah pernah, bukan berarti kita lantas jadi ibu yang gak becus ngurus anak kan...? Masih mending banget loh pake telor daripada pake krupuk+kecap doang.
Kali lain, saya pernah baca komen-komen di sebuah foto yang di-upload seorang make up artist selebgram. Dia meng-upload hasil make up yang menurut saya stunning banget lah... Tapi ternyata hasil make up sekeren itupun masih ada yang nyinyirin
Alisnya tinggi sebelah (hey, eyebrows are sisters not twin kakaa...)
Make up-nya berlebihan (ini yang dikomen make up untuk wedding, ngana pikir jadi penganten cuma bedakan tipis doang?)
Ih muka aslinya jelek banget... (masya Allah, ini sih udah menghina ciptaan Allah, ukhti...)
Saya jadi penasaran, siapa mereka mereka ini yang dengan gampangnya menuliskan komentar bernada nyinyir, secantik apakah wajahnya... seterampil apakah bikin alis, sekeren apakah make up-nya sampe MUA profesional pun dinyinyirin abis-abisan...
Itu contoh dari public figure ya...
Kemaren saya baru aja baca tulisan salah seorang teman FB saya yang cerita kalau ada yang nyinyirin beliau kenapa umroh terus tiap tahun... Kenapa uangnya nggak dikasih ke orang-orang yang membutuhkan aja...
Masya Allah, speechless bener deh...
Ini orang ibadah aja dinyinyirin yaa... Emang ada yang salah kalau orang bisa umroh tiap tahun, dari hasil kerjanya juga? Laah saya malah 'ngiri' banget sama yang bisa gitu...
Sedekah ke orang-orang yang membutuhkan?
Insya Allah ada pos-nya tersendiri dan gak perlu diumumin atau laporan ke dia juga kan... (coba kalo 'diumumin' pasti akan ada lebih banyak komen yang bilang beliau riya atau apalah)
Saya nggak abis pikir dan nggak bisa ngerti jalan pikiran orang yang selalu memandang negatif dan berkomentar nyinyir ke orang lain. Separuhnya saya justru kasian, mungkin orang-orang seperti itu kesepian, nggak bahagia, nggak bersyukur dengan hidupnya sehingga mencari celah untuk menjatuhkan orang lain dengan berkomentar nyinyir. Mungkin juga mereka dapat kepuasan kalo bisa nyinyirin orang.
|
(source : google) |
Saya sendiri sering berpikir sih, yang ditampilkan orang di medsos itu belum tentu menggambarkan keseluruhan hidupnya. Pasti ada banyak hal yang kita nggak tau. Makanya jangan gampang berprasangka, apalagi berkomentar negatif dan nyinyirin orang lain, mengatur orang lain sesuai standar kita.
Artis yang (di fotonya) 'cuma' ngasih makan anaknya pake telor, oh mungkin saat itu dia lagi rempong, mungkin sehari-harinya juga makan dengan gizi seimbang. Lagian anaknya orang ini kan, kalo ga ada hubungannya dengan hidup kita ngapain juga mesti nyinyir sik...
MUA yang menampilkan wajah orang sebelum dan sesudah dirias yang tampak beda banget, wah berarti dia hebat dong yaa bisa bikin orang jadi lebih cantik, jadi manglingi, pasti ilmunya juga udah banyak...
Orang yang tiap tahun bisa pergi umroh, oh mungkin dia 'membayar' kesibukannya selama ini dengan beribadah, berusaha menyeimbangkan dunia dan akhiratnya. Kalau tiap tahun bisa umroh, pastinya untuk sedekah juga nggak kurang-kurang dong...
Media sosial itu banyak manfaatnya, kisanak...
Jangan malah bikin jadi penyakit hati yang unfaedah 😊