Pages

Thursday, November 2, 2017

Labbaik Allahumma Labbaik (2)

H - sebulan...
H - 3 minggu...
H - 2 minggu...
H - 1 minggu...
Menghitung hari...

Kamis, 24 Agustus 2017

Semua koper sudah siap. Saya menunggu anak-anak pulang sekolah untuk pamitan. Saya memang tidak mengadakan acara pamitan khusus dengan mengundang tetangga dan kerabat, hanya mengabari dan meminta doa pada keluarga besar dan teman-teman dekat agar perjalanan ibadah haji saya lancar, bisa kembali ke tanah air dengan selamat.

Saya berpamitan pada kedua orang tua, meminta restu dan menitipkan anak-anak. Saya juga pamitan pada anak-anak, berpesan dan berharap mereka selalu sehat dan baik-baik saja selama saya pergi. Saat itu saya benar-benar pasrah pada Allah, saya akan berangkat haji meninggalkan mereka semua... Mungkin saja ini pertemuan terakhir, mungkin saja ini pelukan terakhir saya pada mereka...

Saya bermalam di Jogja, sebelum paginya bersama kakak saya berangkat ke airport.

Jumat, 25 Agustus 2017



Tibalah hari yang sudah dinantikan sejak 5 tahun yang lalu, berangkat ke tanah suci. Dengan diiringi tetangga dekat yang menemani sampai kami dijemput taksi online, kami berangkat ke bandara Adisutjipto.
Dari sana kami terbang ke Jakarta untuk berkumpul dengan sebagian jamaah calon haji dari biro kami (sebagian lagi berangkat tanggal 26 Agustus).
Sampai di Soetta kami dijemput dan kemudian berkumpul di Sky Lounge tidak jauh dari bandara. Di Sky Lounge kami makan siang dan sholat, setelah itu kami dibagikan gelang jamaah haji, name tag, buku kesehatan, dan uang riyal yang telah dipesan sebelumnya.

Dari Sky Lounge kami naik bis menuju Terminal 3 Ultimate. Di sana proses check in dan imigrasi, kemudian kami menunggu beberapa saat sebelum akhirnya dipanggil untuk boarding.



Perasaan saya campur aduk saat itu... antara bahagia, haru, senewen, juga rasa tak percaya bahwa saya akan pergi untuk haji. Pertama kalinya saya pergi meninggalkan rumah dan anak-anak untuk waktu yang cukup lama, lebih dari 3 minggu.

Perjalanan kami alhamdulillah lancar. Saat manasik kami sudah diinfo bahwa nanti saat terbang di atas miqat Ya Lam Lam kami sudah harus berihram dan melafadzkan niat "labbaik allahumma umrotan" untuk melaksanakan umrah pertama saat tiba di Mekkah. Beberapa saat menjelang sampai di atas miqat Ya Lam Lam, flight attendant mengumumkan agar kami bersiap-siap. Ustadz membimbing kami dalam melafadzkan niat.

Kami mendarat di Jeddah menjelang tengah malam waktu setempat. Turun dari pesawat, kami naik bis menuju ke gedung terminal. Karena antrian yang panjang, kami menunggu di dalam bis selama sekitar 45 menit sebelum akhirnya turun dan masuk ke dalam gedung. Di dalam, kami duduk dan menunggu lagi. Ada yang mengobrol, ada yang makan, ada juga yang tertidur kelelahan. Sekira 2 jam kemudian, kami dipanggil untuk pengecekan paspor dan dokumen. Kami berbaris mengantri di loket imigrasi. Setelah semua anggota rombongan selesai urusan imigrasi, kami mulai bergerak keluar. Di luar, kami masih harus menunggu lagi lebih dari 1 jam. Memang benar nasehat orang-orang ketika saya akan berangkat, harus "bawa bekal" sabar yang banyak. Sabar, jangan mengeluh. Ini baru awal perjalanan.


Terminal Haji - Jeddah

Akhirnya urusan di airport selesai dan bis yang akan membawa kami ke Mekkah pun sudah siap. Paspor kami semua dikumpulkan oleh petugas. Kemudian kami berangkat dari Jeddah menuju Mekkah. Di perjalanan kami dibimbing untuk melafadzkan talbiyah. Tapi karena kelelahan, sebagian besar dari kami terlelap dan baru bangun ketika bis kami berhenti di masjid saat Subuh tiba. Selesai shalat Subuh, kami melanjutkan perjalanan.

Sebelum memasuki kota Mekkah ada beberapa kali check point. Semua penumpang dicek dan harus sesuai dengan daftar manifes. Setelah urusan selesai kami melanjutkan perjalanan lagi dan akhirnya sampai di penginapan kami di Mekkah.

Sabtu, 26 Agustus 2017



Penginapan kami berupa apartemen 4 lantai. Saat kami sampai, sudah ada pemilik biro dan para muthowif yang menyambut. Kami dipersilahkan masuk ke lobby untuk beristirahat sebentar melepas lelah. Setelah itu kami melihat room list dan dipersilahkan masuk ke kamar masing-masing untuk berbenah dan bersiap melaksanakan umrah pertama.


Sebelum berangkat kami diberi pemantapan lagi, manasik singkat apa yang harus kami kerjakan dan doa-doa yang harus dibaca. Sekira jam 9 pagi rombongan kami berangkat ke Masjidil Haram.

Datang lagi ke Masjidil Haram yang megah adalah kesyukuran. Alhamdulillah Allah berkenan memanggil saya lagi dan saudara-saudara yang lain untuk bertamu di Baitullah. Memasuki pintu dan melihat semua dengan kekaguman, melewati sudut-sudutnya menuju mataf dengan keharuan...



Alhamdulillah umrah pertama kami lakukan dengan lancar, meskipun ada anggota rombongan kami yang kondisinya kurang sehat. Kami kembali ke apartemen, makan siang, mandi, dan kemudian beristirahat.
Tengah malamnya, rombongan kedua dari biro kami yang berangkat Sabtu siang tiba di apartemen.

Minggu, 27 Agustus - Selasa, 29 Agustus 2017

Sebelum melaksanakan rangkaian puncak haji kami berada di apartemen. Kegiatan sehari-hari (selain ibadah) kami mengobrol, lebih mengenal satu sama lain karena sebelumnya dalam rombongan ini kami belum saling kenal. Keakraban dan kekeluargaan terjalin saat kami berada di apartemen ini.
Kadang saya duduk-duduk di lobby dan menghubungi keluarga di tanah air. Pernah juga saya keluar apartemen, sekedar ingin melihat-lihat keadaan sekitar dan jajan cemilan di toko yang tak jauh dari situ, tapi buru-buru pulang karena udara di luar cukup panas.

Selama di apartemen ini ada beberapa kejadian, lebih tepatnya cobaan, yang menimpa beberapa anggota rombongan kami. Ada 25 orang dari rombongan pertama (yang berangkat tanggal 25 Agustus) yang sempat kehilangan koper. Seperti yang sudah saya ceritakan, koper bagasi rombongan kami diangkut terpisah sejak dari airport Jeddah. Rupanya ada 1 rangkaian troli bagasi berisi sekira 25 koper yang tertinggal dan sempat terbawa ke tempat lain. Petugas haji rombongan kami berusaha keras melacak keberadaan koper-koper tersebut. Pemilik biro juga memberi kompensasi untuk mereka yang kopernya 'hilang' sebesar 500 riyal per orang yang digunakan untuk membeli baju ganti dan beberapa keperluan. Alhamdulillah, pada hari Senin, 28 Agustus, menjelang sore sebuah truk datang membawa koper-koper sebagian jamaah rombongan kami yang sempat hilang. Kami semua ikut lega dan bahagia.

Baca juga : Labbaik Allahumma Labbaik (1)

Saya sendiri sempat mengalami sedikit cobaan. Setelah melaksanakan umrah pertama, sesampainya di apartemen saya berbenah dan kemudian beristirahat. Saat baru bangun dari tidur, saya meregangkan badan. Mungkin karena berlebihan, otot betis kiri saya terpelintir dan rasanya sakit luar biasa. Saya mencoba mengurutnya pelan-pelan tapi tetap terasa sakit. Saya tempel koyo agak sedikit meringankan walaupun masih terasa sakit. Akhirnya saya konsultasi ke dokter yang menyertai rombongan kami, beliau dokter spesialis akupunktur. Betis kiri saya ditusuk jarum selama beberapa menit. Alhamdulillah atas izin Allah setelah diakupunktur dan beberapa kali dihangatkan dengan koyo, betis kiri saya kembali normal dan tidak terasa sakit lagi.

Setiap pagi ba'da Subuh dan sore ba'da Maghrib kami mendapat tausyiah dan manasik/pemantapan untuk menghadapi puncak haji dari ustadz kami. Selasa sore tanggal 29 Agustus 2017 kami sudah berkemas dan bersiap-siap berangkat ke Mina untuk melaksanakan mabit dan wukuf di Arafah.

Lanjut ke Labbaik Allahumma Labbaik (3)

2 comments:

  1. Ih seneeeeng, jadi ngebayangin ikutan perjalanan juga ke baitullah. Ceritanya ngalir dan kaya baca diary ������

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sungai kaliik ngalir... hehe
      Alhamdulillah... sekedar menuliskan pengalaman :-)

      Delete