24 Maret 2012.
Tanggal di mana nomor konsultan Oriflame-ku keluar, tanggal di mana aku memulai perjalananku di sini.
Berawal dari home sharing, akhirnya aku rela menyerahkan KTP-ku sebagai syarat untuk mendaftar. Sebelumnya aku memang udah pernah gabung Oriflame juga, tapi mungkin karena belum 'klik', belum ada passion, jadi waktu itu sama sekali nggak aku kerjain, order 1 barangpun juga enggak... ;-D
Waktu gabung untuk kedua kalinya, sejujurnya masih ada rasa males dan sinis karena Oriflame ini MLM, sama kaya yg kebanyakan orang pikirkan dan rasakan lah, hehe...
Tapi, entah kenapa, mungkin doa-doa upline-ku ya haha... Aku mulai tergerak untuk baca-baca, mempelajari sistemnya, baca testimoni upline atau leader lain yang udah berhasil. Kalo produknya sendiri sih udah sejak jaman kuliah aku tau dan pernah beli juga. Akhirnya (walo masih menyisakan rasa sinis) aku bertekad untuk serius di sini, harus bisa seperti yang lain yang udah dapet reward-reward nya Oriflame.
Perjalanan dimulai...
Tantangan dan hambatan nggak sedikit, dan justru dari orang-orang terdekat.
Orang tua, terutama ibu, sebenarnya sangat menginginkan aku bisa kerja kantoran, syukur bisa jadi PNS. Tapi aku nyadar banget untuk seorang ibu-ibu seperti aku, yang CV-nya aja kosong, akan kalah saing dengan fresh graduate atau yang udah punya pengalaman. Dan, kerja kantoran itu bukan passion-ku. Jadi di awal-awal dulu aku masih harus meyakinkan orang tua bahwa ini pilihanku.
Sempat ada kalimat : "Nggak usah bisnis-bisnisan... Kita ini bukan dari keluarga bisnis..."
Karena aku yg dasarnya stubborn dan ngeyelan *ngaku*, aku tetep lempeng sambil bertekad membuktikan bahwa pilihanku ini nggak salah. Bahwa dari rumah bisa tetep produktif, bisa berpenghasilan, bisa berkarya.
Dari yang awalnya sendiri, mulai dapet downline. Ada yang hasil mengajak, ada yang nyerahin KTP sendiri.
Terus dijalanin... Alhamdulillah jaringan semakin berkembang.
Well... selalu ada cerita perjuangan di balik pencapaian. Ada tantangan dan hambatan yang dilalui. Dan rata-rata, hampir semua orang (dalam konteks ini, mereka yang berjuang di Oriflame) mengalami hal-hal yang hampir sama... apa aja misal ?
- Nggak direstui/didukung keluarga
Me too. Awalnya dulu pilihanku untuk ngerjain Oriflame dipandang sebelah mata, cuma main-main aja (karena memang aku seneng online). Tapi dalam prosesnya aku selalu cerita hal-hal positif yang aku dapet, siapa temen-temenku di sini (yang kebanyakan juga ibu-ibu muda sarjana, bahkan S2, yg memutuskan untuk bekerja dari rumah dengan berbagai alasan terutama karena pengen bisa ngurus anak tapi juga berpenghasilan). Tidak sebentar dan tidak mudah memang, tapi akhirnya aku bisa mengubah pandangan orang tua sehingga mereka bisa menerima dan mendukung pilihanku.
- Rempong anak
Me too. Awal-awal ikut Oriflame dulu, Nino masih balita dan nemplok ke manapun aku pergi. Trus kalo mau pergi yang sekiranya nggak bisa bawa anak, ya mesti kucing-kucingan, hehe... Tapi gak bisa gitu terus juga yaa... Pelan-pelan kasih pengertian ke anak kalo misal mau pergi yang gak ngajak mereka, kasih tau kalo Mama kerja Oriflame. Lama-lama (setelah berproses) mereka akhirnya tau dan bisa ngerti kalo kadang Mama harus pergi training atau acara lain, toh gak setiap hari juga, masih banyak waktu untuk anak-anak.
Sekarang malah Naura ikut belajar Success Plan, sering nanya level-level di Oriflame, dan paling seneng kalo di katalog ada tester parfum yang buat digosokin... Kalo ada katalog baru pasti nanya, Mamaah ada gosok-gosoknya nggak...?
Haha...
- Kesundul
Me too. Jaman masih manager dulu aku pernah kesundul dan lumayan lama juga. Kalo kesundul itu udah pasti bonus cuma dikit, karena sistem Oriflame akan menghitung jaringan yg menghasilkan poin banyak adalah jaringan si downline, maka yg 'berhak' bonus lebih banyak juga si downline tsb. Aku pernah ngerasain ada di level manager tapi bergaji konsultan. Kesundul ini adalah salah satu alasan utama orang mundur dari Oriflame, padahal kalo mau berpikir dari sisi lain, kesundul itu justru berarti kita udah punya 1 jaringan yang kuat. Di jaringan yang kuat berarti udah banyak downline kita yang naik level, yang bonusnya juga naik.
Waktu itu, meskipun terseok-seok, tapi aku memilih untuk tetap bertahan di Oriflame, berusaha untuk membangun dan memgembangkan kaki lain biar nggak kesundul. Alhamdulillah setelah achieve SM dan lancar ke Director, aku juga bisa langsung punya kaki Director.
- Dicuekin, ditolak
Me too. Ngisi arisan kitanya presentasi tapi pemirsanya ngobrol, bikin acara yang dateng cuma 1-2 orang, ngeprospek atau follow up gak dijawab... ituu semua #wesbyasa :-) Semua orang yg bisnis pasti pernah ngalamin deh... Jadi yaa udah biasa aja gak usah baper, usaha terus.
- Jaringan rontok, level naik turun, stuck level
Me too. Menuju level Senior Manager itu penuh perjuangan. Udah di level 18% yang tinggal selangkah lagi ke SM, ternyata jaringan ambyar bak nasi kucing gak dikaretin sampe turun ke 12%. Nyerah..? Nggak lah... I'm not that kinda girl who gives up just like that... cieeh nyanyik
Jadi yaa bangun lagi, jalan teruus...
Belajar lagi apa yang belum dan harus dilakukan. Tetep konsisten mengerjakan yang memang harus dikerjakan. Dan semua itu akhirnya berbuah manis, aku bisa SM di bulan September 2014, lancaar tanpa bolong bisa mempertahankan level SM selama 6 bulan berturut-turut, sehingga di Februari 2015 closing jadi Director. Alhamdulillah...
Dulu waktu awal-awal gabung rasanya level SM apalagi Director itu masih jauuh, level yang tinggii...
Tapi setelah dijalanin, bisa juga nyampe di level ini 😊
It's seem impossible until it's done.
Dengan perjalanan yg seperti itu, sebenarnya apa yang aku cari di sini? Kenapa juga masih mau ngerjain Oriflame terus...?
Karena aku mau semua yang ditawarin Oriflame.
Mau duitnya, mau have fun-nya, look great-nya, self development-nya, jalan-jalannya, upgrade diri, semua reward dan benefitnya, sampai "school of life" yang sampai sekarang belum aku temuin dan dapatkan di tempat lain.
And I realized, kalo pengen yang enak-enak itu ya harus mau nggak enak nggak enaknya. Harus ada usaha untuk mencapainya. PAY NOW, PLAY LATER. Kalo baca-baca biografi tokoh besar, orang sukses, pasti sebelumnya mereka udah melewati berbagai macam kesulitan, nggak baperan, nggak mutungan.
Tantangan paling besar ngerjain Oriflame itu sebenernya bukan masalah jualannya, tapi gimana kita bisa me-maintain jaringan, membina downline-downline, bekerja dengan banyak orang yang berasal dari latar belakang dan sifat yang berbeda-beda. That's school of life 😊 itu yang bikin kaya pengalaman.
Tapi kalo bisa lihat downline yang sama-sama berjuang bareng trus bisa naik level, bonus nambah, bisa berubah jadi lebih baik, aaak itu rasanya priceless... 😍
Empat tahunku di Oriflame, BARU empat tahun...
I have lots of things I want to do, and so many dreams to pursue
#oriflamechangeslives
4 years and still counting forward.
ReplyDeleteKeep moving and keep inspiring :*